Rasa takut yang berlebihan terhadap sesuatu pada anak tentunya akan selalu mengganggu kehidupan si kecil. Bagaimana cara agar anak bisa mengatasi ketakutan tersebut?
Sejatinya normal bagi anak balita Anda memiliki rasa takut. Secara umum, kecemasan adalah kondisi alamiah yang membantu seorang manusia dalam mengatasi sebuah pengalaman baru dan melindungi dari ancaman bahaya. Mulai usia lima tahun, kekhawatiran anak Anda akan beralih dari dunia fantasi (monster dan alien) menjadi kejadian realitas (hewan, serangga, dan bencana alam seperti kebakaran, badai, dan gempa bumi).
Takut pada gelap dan ditinggal sendirian di malam hari, mungkin juga akan terus berlanjut. Berita di media massa tentang kematian, kejahatan, kekerasan, perang, atau bencana alam juga dapat menyebabkan ketakutan pada anak. Di usia lima tahun anak juga akan cemas menyangkut kesehatan orang-orang yang dicintainya jika melihat ada yang sakit, kecelakaan, atau meninggal dalam keluarga.
Anak usia prasekolah yang memiliki sifat pemalu atau pendiam mungkin juga akan takut dengan orang asing di dekatnya ataupun situasi sosial di mana dia bertemu banyak orang, seperti di acara pesta ulang tahun. Sebagian besar dari ketakutan anak Anda akan menghilang seiring waktu sampai dia menjadi lebih aman dalam dunianya. Lalu, bagaimana cara yang efektif sebagai orangtua untuk menghadapi ketakutan anak?
Pertama, akui bahwa ketakutan pada anak itu memang ada. Perilaku dia mungkin tampak konyol dan tidak rasional, tetapi hal itu sangat nyata dan serius terjadi padanya. Cobalah untuk tidak tersenyum ketika dia memberi tahu Anda bahwa dia takut, misalnya dengan anjing pudel tetangga atau angina badai. Biarkan dia tahu bahwa Anda juga mengerti bagaimana rasanya menjadi takut akan sesuatu.
Jika Anda menenangkan dan membuatnya nyaman, anak akan belajar bahwa tidak apa-apa memiliki rasa takut dan itu adalah cara terbaik untuk menangani dia. “Cobalah Anda bentuk rasa takut tersebut menjadi lebih personal dengan membujuk anak Anda untuk berbicara tentang apa yang membuat dia takut,” kata William Coleman, seorang dokter bidang perilaku anak di University of North Carolina, Chapel Hill, Amerika Serikat.
“Kekhawatiran tidak akan hilang jika Anda mengabaikan dia,” lanjutnya seperti dikutip laman babycenter.com. Mencoba meyakinkan buah hati Anda bahwa tidak ada alasan untuk takut hanya akan menjadi bumerang. Anda mungkin hanya akan membuatnya lebih marah jika Anda mengatakan, “Tidak apa-apa, anjing tidak akan melukai kamu. Tidak ada yang perlu ditakuti”. “Ibu tahu anjing itu menakutkan kamu. Mari kita berjalan melewatinya bersama-sama”.
Lalu, jelaskan, singkap, dan pelajari ketakutan tersebut. Pada usia ini, ada sejumlah cara yang dapat Anda gunakan untuk mengalihkan perhatian anak Anda dari rasa takutnya serta cara anak Anda bisa meredam ketakutan tersebut. Dia mungkin, misalnya, menemukan kenyamanan dalam gambar atau lukisan seperti juga saat melihat rumah terbakar. Berpura-pura bermain masih bisa membantu seorang anak pada usia ini.
Sebuah permainan di mana anak Anda berpura-pura menjadi karakter menakutkan –seperti anjing yang sedang menggeram, ular merayap, atau lebah mendengung– dapat membantunya merasa lebih kuat saat bertemu langsung dengan hewan yang membuat cemas tersebut. Anda juga dapat membantu anak Anda belajar hal-hal yang menakutkan dari jarak yang aman dengan membaca buku, menonton video, atau mengajak piknik.
Tentu saja, Anda harus hindari memperlihatkan kepada anak Anda sesuatu yang mengerikan, berdarah, atau tidak pantas, baik di televisi maupun di buku. Jika anak Anda takut pada serangga, cobalah menonton video bersama tentang dunia alam atau melakukan perjalanan wisata ke museum sejarah atau kebun binatang. Jika dia takut pada hewan, jalan-jalan ke kebun binatang, di mana makhluk jinak bisa dibelai dan diberi makan, dapat membantu.
Jika anak Anda takut gelap, cobalah memegang tangannya saat berjalan-jalan di malam hari mengamati bulan dan bintang atau menghabiskan beberapa menit di ruangan gelap bersama-sama sambil melihat stiker bergambar yang glow in the dark. Anda juga bisa mengajarkan kepadanya bagaimana cara menenangkan diri ketika cemas, daripada selalu terburu-buru menenangkannya.
Jika dia mulai kesal atau gelisah, ajak dia untuk mengambil napas dalam-dalam atau menyanyikan lagu favorit bersama. Dengan mengalihkan perhatiannya dari objek rasa takut tersebut, fisik anak akan tenang dan kemudian bekerja kembali untuk mengecek perasaannya. Pujilah setiap langkah kecil yang dia lakukan dan fokuskan perhatian pada pencapaiannya, bukan pada ketakutan itu sendiri.
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih Atas Komentar Anda tentang Bacaan Ini
Jangan Lupa Kembali Berkunjung ke situs Kami