Stres karena pekerjaan, rutinitas rumah, hiruk-pikuk suara anak, adalah sedikit dari "pembunuh gairah". Kini, pembunuh tersebut bahkan berjalan lebih cepat dari yang dibayangkan oleh banyak pasangan, menurut survei baru.
Dalam studi yang dihelat Warner Brothers untuk mempromosikan film baru mereka, "Hall Pass," peneliti menemukan bahwa titik kritis dalam hubungan di jaman sekarang adalah sekira tiga tahun. Padahal dulu, tujuh tahun baru dipandang sebagai titik kritis.
Sekira 2.000 orang dewasa Inggris—baik dalam hubungan jangka pendek maupun jangka panjang berpartisipasi dalam survei ini. Temuan menunjukkan, 67 persen responden mengatakan bahwa beberapa kebiasaan pasangan mereka awalnya terlihat ringan pada tahun pertama hubungan. Namun, mulai menjadi kebiasaan mengganggu setelah memasuki tahun ketiga.
Demikian juga, saat hubungan berjalan, orang-orang melaporkan bahwa mereka mulai menerima pujian lebih sedikit dari pasangannya. Bahkan, tiga di antara 10 responden yang telah menjalin hubungan selama lima tahun atau lebih mengatakan mereka tidak lagi menerima pujian.
Mereka juga menjawab bahwa waktu untuk berdua dengan pasangan sangat penting bagi kelangsungan hubungan mereka. Sebanyak 75 persen responden mengatakan bahwa "ruang individu itu penting," sementara 33 persen dari mereka yang telah bersama pasangannya lebih dari tiga tahun, setidaknya butuh dua malam dalam satu bulan untuk menghabiskan waktu berdua.
Berikut, 10 pembunuh cinta teratas menurut survei, seperti dikutip dari ThirdAge:
1. Berat badan atau kurang olahraga (13 persen).
2. Uang dan kebiasaan berhemat (11 persen).
3. Jam kerja yang antisosial (10 persen).
4. Masalah kebersihan (9 persen).
5. Ikut campur mertua dan keluarga besar, baik terlalu banyak maupun terlalu sedikit (9 persen).
6. Kurangnya asmara; seks, pujian, pelukan, dan sebagainya (8 persen).
7. Alkohol—terlalu banyak minum (7 persen).
8. Mendengkur dan kebiasaan tidur yang antisocial (6 persen).
9. Pakaian dalam atau gaya fesyen yang sama (4 persen).
10. Kebiasaan di kamar Mandi (4 persen).
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih Atas Komentar Anda tentang Bacaan Ini
Jangan Lupa Kembali Berkunjung ke situs Kami